MUSIK REGGAE
Sejarah
singkat Musik Reggae
Musik yang saya angkat disini adalah
musik Reggae. Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika
dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari
dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi
elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik
Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut
Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi
pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B
yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika.
Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska,
diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes), memberi tekanan
nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.
Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan
alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh
lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal
biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula
irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang
lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang
terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik
humanistik dan universal.
Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob
Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika.
Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They
Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti
Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun
kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja
varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.
Asal Musik Reggae
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran
musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal
muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan
Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir
tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh
jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan
kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.
-2-
Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang
melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika
adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri
berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”.
Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang
kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan
Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan
yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan
berlangsung hingga lebih dari dua abad.Di tengah kerja berat dan ancaman
penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran
mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika
dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana.
Tokoh dan Fungsi Musik Reggae
Bob Marley, Nabi Para Rasta
Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari
1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu
kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota
Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi
menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B
dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran
radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska
dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik
kecil di Kingston.
Bersama Peter Mc.Intosh dan Bunny Livingston, Bob
membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963
dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai”
(rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan
di jalanan Kingston.Pada bulan April 1966 Bob bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja
Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja
membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The
Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas
Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui
reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik
sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui
lagu-lagunya.
The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera
membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch
A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand
Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread
(1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan
reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.
Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian
dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui
lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36
tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional
di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya
tetap mengalun sepanjang zaman.
Kondisi
Mayarakat
Selain Bob Marley dan Jamaika, rambut gimbal atau
lazim disebut “dreadlocks” menjadi titik perhatian dalam fenomena reggae.
-3-
Saat ini dreadlock selalu diidentikkan dengan musik
reggae, sehingga secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang
melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu.Padahal jauh sebelum menjadi
gaya, rambut gimbal telah menyusuri sejarah panjang.Konon, rambut gimbal sudah
dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang fir’aun dari masa Mesir
Kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam
agama Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di
Afrika, Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di
daerah Dieng, Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal
para balita sebagai ungkapan spiritualitas tradisional.
Ketika musik reggae memasuki arus besar musik dunia
pada akhir tahun 1970-an, tak pelak lagi sosok Bob Marley dan rambut gimbalnya
menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah
trend baru dalam tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya.
Apalagi ketika pada tahun 1990-an, dreadlocks mewarnai penampilan para musisi
rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Dreadlock yang biasanya membutuhkan
waktu sekitar lima tahun untuk terbentuk, sejak saat itu bisa dibuat oleh
salon-salon rambut hanya dalam lima jam! Aneka gaya dreadlock pun ditawarkan,
termasuk rambut aneka warna dan “dread perms” alias gaya dreadlock yang permanen.
Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara
mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti
kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar